Senin, 12 Oktober 2009

INFLASI

BAB I
PENDAHULUAN


Banyak sudah komentar, pendapat, dan pandangan mengenai apa yang disebut dengan inflasi. Jika didengarkan secara sepintas tampaknya komentar-komentar tersebut lebih mengarah pada suatu kesimpulan bahwa inflasi tersebut berbahaya, inflasi itu sesuatu yang buruk bagi perekonomian. Tidak jarang pula inflasi harus menerima tuduhan sebagai penyebab gagalnya berbagai kegiatan ekonomi suatu negara.
Tingginya inflasi dicemaskan berbagai kalangan. Pejabat pemerintah, otoritas moneter; pengusaha, dan ekonom dipusingkan oleh perhitungan strategi menekan inflasi. Kepentingan anggaran dan rencana bisnis dipertaruhkan. Namun, rakyat berpendapatan rendahlah yang paling merasakan tekanan hebat dibalik angka-angka itu.
Laju inflasi pada bulan ini diperkirakan akan tetap tinggi. Inflasi bakal menembus angka 0,75 persen. Angka ini lebih tinggi disbanding inflasi Februari lalu (0,65 persen). Tingginya laju inflasi dipengaruhi oleh melonjaknya harga kebutuhan pokok, makanan, dan minyak mentah di pasar dunia. Harga minyak dunia yang bertengger diatas US$ 100 per barel dan tingginya asumsi harga bahan bakar minyak dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan amat berpengaruh terhadap inflasi bulan ini.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu peningkatan harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus menerus. Peningkatan harga umum dapat berupa peningkatan yang kecil (creeping inflation) atau tinggi dan meningkat dengan cepat (hyper inflation).

B. Jenis Inflasi
a. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
Inflasi yang didasarkan atas hal ini dibedakan menjadi empat jenis.
1) Inflasi Ringan
Inflasi ringan adalah inflasi yang masih berada di bawah satu digit atau di bawah 10% setahun.
2) Inflasi Sedang
Inflasi sedang adalah inflasi yang berada di sekitar 10-30% per tahun.
3) Inflasi Berat
Inflasi berat adalah inflasi yang mencapai 30-100% per tahun.
4) Hyper Inflasi
Inflasi ini lebih dari 100% per tahun.


b. Berdasarkan Penyebab Terjadinya Inflasi
1) Demand – Pull Inflation
Inflasi ini terjadi karena permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat tajam. Inflasi ini terjadi karena masyarakat merasa bahwa hari esok akan ada kenaikan harga, sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk membeli barang/jasa. Akibatnya, harga barang menjadi naik. Biasanya, peneyebab dan meningkatnya permintaan masyarakat adalah adanya penciptaan uang secara berlebihan.
2) Cost – Push Inflation
Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi terutama terutama tingkat upah dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah penawaran barang. Bila jumlah permintaannya tetap atau malah naik akan mendorong naiknya harga-harga barang.
c. Berdasarkan Asal Terjadinya Inflasi
1) Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri
Inflasi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam negeri, misalnya panen gagal, pemerintah mencetak uang baru untuk menutup deficit anggaran, kebijaksanaan uang longgar, dan sebagainya.
2) Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri
Inflasi ini merupakan pengaruh/akibat dari adanya inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu akibat adanya hubungan/kerja sama ekonomi internasional yang semakin maju. Inflasi ini muncul terutama di Negara yang masih menggantungkan pemenuhan kebutuhannya pada luar negeri. Inflasi yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan menjadi dua yaitu, Inflasi dari luar negeri secara langsung dan Inflasi dari luar negeri secara tidak langsung.

c. Laju Inflasi Indonesia 2007-2008
Angka inflasi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), jauh lebih tinggi dari dugaan para ekonom. Inflasi Maret 2008 dibandingkan dengan Maret 2007 (year on year) mencapai 8,17 persen. Inflasi pada Maret 2008 sebesar 0,95 persen. Dengan begitu, laju inflasi tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai 3,41 persen. Dari total inflasi Maret 2008 sebesar 0,95 persen, andil kenaikkan harga pada kelompok bahan makanan dan makanan jadi sudah mencapai 0,57 persen atau lebih dari separuh.
Sebagai perbandingan, angka inflasi year on year sepanjang tahun 2007 tidak pernah menembus 8 persen. Tahun lalu, inflasi year on year tertinggi terjadi pada September bertepatan dengan bulan puasa sebesar 6,95 persen. Selama tujuh tahun terakhir, pola inflasi Maret cenderung lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya karena pengaruh turunnya harga beras pada musim panen raya. Dalam kurun waktu itu, inflasi bulan Maret yang naik tajam hanya terjadi pada Maret 2005, pascakenaikan harga bahan baker minyak (BBM) yang pertama, 1 Maret 2005.
Maret 2008, harga beras juga turun dan menyumbangkan deflasi sebesar 0,17 persen. Namun, penurunan harga beras kali ini tidak bisa menarik inflasi lebih rendah karena harga 42 jenis komoditas pangan lainnya meningkat.


Menanggapi inflasi pada bulan ini, BI tidak akan merespons tekanan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Hal ini dikarenakan tekanan inflasi cenderung didorong oleh kenaikkan harga komoditas dunia yang sulit dikendalikan. Tekanan inflasi yang paling berta secara nyata sebenarnya dialami oleh kalangan masyarakat berpendapatn rendah. Sekitar 60 persen dari pengeluaran kalangan masyarakat ini tersedot untuk belanja makanan. Kenaikan harga makanan 15-30 persen tentu berdampak pada penurunan kualitas hidup.
Di sisi lain, kenaikan harga pangan yang dcerminkan oleh tingkat inflasi sulit dihindari karena Indonesia tak mungkin lagi mengisolasi pasar domestik dari tekanan global.


Berdasarkan analisis data diatas maka laju inflasi pada akhir tahun ini akan berada pada kisaran 7-8 persen. Beratnya tekanan inflasi terhadap perekonomian pada tahun ini akan sangat berat anatara lain karena kenaikan harga komoditas.
Inflasi tahunan tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan nilai inflasi sebesar 17,11 persen, hal ini disebabkan oleh penyesuaian atau kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 100 persen. Kenaikkan harga BBM ini juga diikuti oleh kenaikan harga komoditas pangan dan harga bahan pokok lainnya.


BAB III
KESIMPULAN


Berdasarkan data-data yang kami kumpulkan, maka kami mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Inflasi adalah suatu peningkatan harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus menerus. Peningkatan harga umum dapat berupa peningkatan yang kecil (creeping inflation) atau tinggi dan meningkat dengan cepat (hyper inflation).
2. Tingginya laju inflasi dipengaruhi oleh melonjaknya harga kebutuhan pokok, makanan, dan minyak mentah di pasar dunia.
3. Kenaikan angka inflasi pada bulan Maret 2008 ini disebabkan oleh naiknya hampir seluruh komoditas pangan.
4. Tingkat inflasi sulit dihindari karena Indonesia tak mungkin lagi mengisolasi pasar domestik dari tekanan global.
5. Masyarakat berpendapatan rendah adalah kalangan yang paling merasakan dampak dari tingginya inflasi karena sekitar 60 persen dari pengeluaran mereka digunakan untuk membeli bahan makanan sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA


Purwanta, Wiji, Drs., dkk. 2004. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Yudhistira.
Budi Setyawan, Aris. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Sumber lain:
Koran Tempo, 31 Maret 2008
Kompas, Rabu 2 April 2008

0 komentar: